Search This Blog

Showing posts with label kosakata. Show all posts
Showing posts with label kosakata. Show all posts
SKRIPSI PTK PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA ARAB

SKRIPSI PTK PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA ARAB

(KODE : PTK-0580) : SKRIPSI PTK PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA ARAB (BAHASA ARAB KELAS V)


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa adalah salah satu ciri pembeda utama kita umat manusia dengan makhluk hidup lainnya di dunia ini (Tarigan 1989 : 5). Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Dengan demikian dapat kita pahami betapa erat hubungan antara bahasa dan komunikasi. Sedangkan komunikasi adalah pertukaran ide-ide, gagasan-gagasan, informasi, dan sebagainya antara dua orang atau lebih. Strategi komunikasi adalah suatu cara yang digunakan untuk mengekspresikan suatu makna, dalam bahasa kedua atau bahasa asing, oleh karena pembelajar yang mempunyai penguasaan yang terbatas mengenai bahasa tersebut. Dalam upayanya mencoba mengadakan komunikasi, seorang pembelajar mungkin harus mengejar kekurangannya mengenai pengetahuan tata bahasa atau kosakata (Tarigan 1989 : 13).
Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Hal ini haruslah kita sadari, dalam tugasnya sehari-hari seorang guru bahasa harus bisa memahami tujuan akhir pengajaran bahasa yaitu agar para siswa terampil berbahasa. Ketrampilan berbahasa tersebut mencakup empat segi yaitu : menyimak (listening skill), berbicara (speaking skill), membaca (reading skill), menulis (writing). Pada hakekatnya keempat komponen itu saling berhubungan satu sama lain.
Setelah kita ketahui bahwa bahasa dan komunikasi merupakan peranan dalam perolehan ketrampilan berbahasa. Kosakata merupakan unsur utama dalam ketrampilan berbahasa, karena kosakata memiliki peranan yang sangat penting berkenaan dengan komunikasi, tapi mempelajari bahasa tidak identik dengan mempelajari kosakata artinya untuk memiliki kemahiran berbahasa tidak cukup dengan menghafal kosakata saja. Ini berarti bahwa para pembelajar bahasa tidak bisa mengenal bahasa melalui kamus (Effendi 2005 : 96).
Seseorang tanpa memiliki perbendaharaan kata akan sulit untuk mengutarakan maksud dan keinginannya untuk mengeluarkan ide-ide yang ada dalam pikiran. Adapun ide-ide kualitas ketrampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya. Semakin kaya kosakata yang dimiliki semakin besar pula kemungkinan untuk terampil berbahasa. Dengan kata lain penggunaan kosakata yang relatif terbatas baik dari segi kuantitas dan kualitas akan menjadi penghambat dalam menangkap dan mengungkapkan ide atau gagasan secara logis, sistematis, dan tuntas. Pentingnya kosakata dalam dunia pendidikan antara lain : 
1. Kuantitas dan kualitas, tingkatan dan kedalaman kosakata seseorang merupakan indeks pribadi yang terbaik bagi perkembangan mental anak.
2. Perkembangan kosakata merupakan perkembangan konseptual yaitu suatu tujuan pendidikan dasar.
3. Semua pendidikan pada prinsipnya adalah pengembangan kosakata yang juga merupakan pengembangan konseptual.
4. Suatu program yang sistematis bagi pengembangan kosakata akan dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, pendapatan, kemauan bawaan, dan status sosial.
5. Faktor-faktor geografis juga turut mempengaruhi perkembangan kosakata.
6. Seperti juga halnya dalam proses membaca yang membimbing seseorang dari yang telah diketahui ke arah yang menuju kata-kata yang belum atau tidak diketahui (Tarigan, 1993 : 2-3).
Kosakata memiliki peranan yang sangat penting dalam berkenaan dengan kemampuan anak dalam menangkap atau memahami ide yang disampaikan oleh pembicara untuk meningkatkan mutu belajar. Haruslah kita sadari bahwa tujuan utama pengajaran kosakata adalah untuk mengembangkan minat para siswa pada kata. Pada siswa yang rasa ingin tahu-nya membara tentunya agak mudah memperkaya kosakata dan menjadi lebih bersifat mudah membeda-bedakan dan berfikir secara logis (Nurhadi, 1995).
Tidak jarang terjadi bahwa kesenangan membaca para siswa pudar karena kemiskinan kosakata yang dimiliki. Masalah yang sering dihadapi karena kurangnya atau terbatasnya alat atau media sebagai pembantu guru atau siswa, sehingga akan merasa lebih lambat menerima pelajaran dan bosan. Dengan perasaan seperti itu biasanya siswa akan mengambil tindakan dengan bermain, ngobrol dengan siswa sebangku, dan sebagainya. Tindakan seperti itu akan menjadikan siswa tidak konsentrasi pada pelajaran, membuat gaduhnya kelas dan akan mengganggu proses belajar mengajar. Padahal dalam pembelajaran yang baik tidak hanya dengan penyampaian kata saja, tapi perlu juga adanya alat atau media dengan tujuan untuk memudahkan siswa dalam memahami pelajaran.
Berdasarkan wawancara dengan guru kelas V (lima) MI X, belum digunakannya media dalam pembelajaran kosakata untuk menunjang pembelajaran Bahasa Arab, sehingga siswa tidak tertarik dan termotivasi dengan pembelajaran tersebut.
Atas dasar diatas, peneliti menggunakan media gambar sebagai pembelajaran Bahasa Arab di MI X. Media gambar, tidak membutuhkan biaya banyak dan bisa dibuat sendiri oleh guru mata pelajaran Bahasa Arab.
Penguasaan kosakata melalui media gambar sebagai alat pembelajaran yang dapat memudahkan siswa untuk berkomunikasi dengan baik, aktif, lebih efektif, dan dapat mengingat pelajaran yang diajarkan dengan cepat khususnya pelajaran kosakata Bahasa Arab.

SKRIPSI PTK UPAYA MENINGKATKAN KOSAKATA ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI PEMANFAATAN MEDIA FOTO (PGTK)

SKRIPSI PTK UPAYA MENINGKATKAN KOSAKATA ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI PEMANFAATAN MEDIA FOTO (PGTK)

(KODE : PTK-0105) : SKRIPSI PTK UPAYA MENINGKATKAN KOSAKATA ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI PEMANFAATAN MEDIA FOTO (PGTK)



BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Era globalisasi yang disebut-sebut sebagai era kekuasaan ideologi kapitalisme-liberalisme dan era cyber-net telah menciptakan peluang dan harapan bam disamping tantangan-tantangan dan ancaman-ancaman bam bagi eksistensi kehidupan manusia. Saat sekarang perkembangan teknologi informasi dan komunikasi begitu cepat diantaranya perkembangan bidang cyber-net. Perkembangan pesat dibidang ini memungkinkan dilakukannya pengembangan hubungan dengan siapa saja, kapan saja, dan dimana saja, dalam berbagai bentuk, baik audio, visual, maupun audio-visual yang menyajikan informasi, data, dan peristiwa dalam waktu sekejap.
Salah satu pembahan paradigma dalam dunia pendidikan sebagai dampak positif dari era globalisasi adalah kesadaran tentang pentingnya penyelenggaraan pendidikan anak usia TK. TK merupakan salah satu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan anak usia TK memegang peranan yang sangat fundamental dalam arti pengalaman pendidikan dini dapat memberikan pengaruh yang "membekas" sehingga melandasi proses pendidikan dan perkembangan anak selanjutnya. Pandangan ini didasarkan baik pada alasan keagamaan, kajian teoretik atau pandangan para ahli maupun temuan-temuan empirik.
Anak usia TK (sejak lahir hingga 6 tahun) adalah sosok individu mahkluk psikososiokultural yang sedang mengalami suatu proses perkembangan yang sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya dengan memiliki sejumlah potensi dan karakteristik tertentu. Sebagai individu, anak usia TK adalah suatu organisme yang merupakan suatu kesatuan jasmani dan rohani yang utuh dengan segala struktur dan perangkat biologis dan psikologisnya sehingga menjadi sosok yang unik, perlu tumbuh dan berkembang. Anak TK diasuh dan dididik sesuai dengan nilai-nilai sosiokultural yang sesuai dengan harapan masyarakatnya.
Energi anak adalah suatu totalitas kekuatan berkembang yang terpancarkan dalam energi fisik, intelektual, dan emosional. Salah satu bentuk energi anak usia TK yang sedang berkembang pesat dan sangat fundamental adalah perkembangan bahasa (language development) (Kartadinata, 2003 : 66; Hurlock, 1986; Desmita, 2007 : 127).
Esensi bahasa adalah berbicara dan berkomunikasi. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang dapat dinikmati oleh semua mahluk di belahan muka bumi ini karena dengan bahasa akan diketahui berbagai macam informasi. Kosakata sebagai salah satu unsur bahasa memegang peranan penting dalam kegiatan komunikasi. Melalui kata-kata, anak dapat mengekspresikan pikiran, gagasan, serta perasaan terhadap orang lain. Semakin banyak perbendaharaan kata yang dimiliki anak didik, semakin mudah dia menyampaikan pikirannya baik dalam tulisan maupun lisan.
Pembinaan dan pengembangan keterampilan berbahasa cenderung dipengaruhi oleh kemampuan perbendaharaan dan penguasaan kosakatanya yang bersifat kuantitatif, tetapi mencakup kemampuan mengenai kualitasnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1993 : 2) yang menyatakan bahwa kualitas berbahasa seseorang jelas bergantung kepada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya, maka semakin besar pula kemungkinan terampil berbahasa.
Kemungkinan lain dikemukakan oleh Badudu (1995 : 146) bahwa orang dapat menggunakan kata dalam kalimat secara tepat perlulah mengetahui benar arti kata itu serta bagaimana mengemukakan dalam kalimatnya.
Jumlah bahasa (kosakata) yang dipelajari anak TK selama bertahun-tahun awal kehidupannya adalah sesuatu yang sangat berarti. Pada usia tiga tahun anak sudah mampu menguasai sebagian besar kosakata yang akan digunakan dalam percakapan sehari-hari dalam kehidupan berikutnya. Keterampilan berbahasa pada anak usia TK memiliki daya dukung keterdidikan yang kuat bagi anak untuk mulai atau menunda memasuki sekolah formal pada jenjang yang lebih tinggi.
Anak usia TK belajar bahasa (kosakata) berawal dari sesuatu yang didengar, dilihat, dan dipraktekkan berpengaruh terhadap penguasaan kosakata anak. Proses belajar bahasa (kosakata) anak usia TK akan efektif jika dapat melibatkan seluruh indera, khususnya indera pendengaran dan penglihatan.
Media sangat berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di TK termasuk untuk meningkatkan penguasaan kosakata pada anak usia TK. Media pendidikan dapat dipergunakan untuk membangun pemahaman dan penguasaan kosakata. Beberapa media pendidikan yang sering dipergunakan dalam pembelajaran diantaranya media cetak, elektronik, model dan peta (Kreyenhbuhl dalam Mujianto, 2007 : 4).
Media foto merupakan salah satu media yang dapat dipertimbangkan dan dipergunakan dalam pembelajaran kosakata untuk anak usia TK di TK. Media foto tersebut dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk dan membantu dalam proses transfer pengetahuan anak (Suminar, 2007 : 1).
Media foto merupakan salah satu media pembelajaran yang diprediksi memiliki pengaruh yang signifikan pada peningkatan penguasaan kosakata anak didik di TK. Media foto dapat dimanfaatkan sebagai media untuk mengkomunikasikan informasi. Media foto merupakan media yang relatif murah jika dibandingkan dengan bahan visual yang diproyeksikan seperti transparansi, slide, dan film. Tujuan mengkomunikasikan pengetahuan dan informasi, media foto mudah diperoleh. Berbagai sumber seperti majalah, koran, jurnal, dan buku teks sering memuat media foto.
Berbagai kajian empirik seperti yang dilakukan oleh Hartini (2000) dan Sriningsih (2004) menunjukan bahwa media foto merupakan media yang efektif dalam peningkatan hasil pembelajaran. Hasil penelitian Mustolih (2007) menujukan bahwa kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan mudah bila dibantu dengan sarana visual, yakni 11% dari yang dipelajari terjadi lewat indera pendengaran, sedangkan 83% lewat indera penglihatan. Di samping itu, dikemukakan bahwa individu hanya dapat mengingat 20% dari sesuatu yang didengar, namun dapat mengingat 50% dari sesuatu yang dilihat dan didengar.
Banyak jenis media grafts diantaranya adalah gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik (graphs), kartun, poster, peta dan globe, papan flanel (Flannel Board) serta papan buletin (bulletin board). Sampai saat ini kebanyakan guru TK yang mempunyai kebiasaan tradisional dalam memberikan layanan pembelajaran bahasa (kosakata) berhadapan dengan sejumlah permasalahan belajar anak didik di TK dikarenakan minimnya sumber-sumber, media-media, atau materi-materi pembelajaran.
Mencermati pemaparan tersebut, pembelajaran kosakata pada berbagai jenjang pendidikan harus mendapat penilaian, lebih-lebih dalam kurikulum dalam mata pelajaran bahasa sebagaimana dimuat dalam rambu-rambu kosakata yang harus dikuasai oleh anak pada tiap jenjang kelas. Karena itu, penguasaan kosakata anak didik hendaknya terus dibina dan ditingkatkan. Hal ini dikarenakan perkembangan kemampuan berbahasa tidak akan datang dengan sendirinya, akan tetapi memerlukan latihan yang lebih banyak dan teratur dengan menggunakan media yang tepat dan menarik.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan peneliti sebagai salah satu tenaga pengajar di TK, kemampuan komunikasi anak sangat bergantung pada perbendaharaan kata (kosakata) yang dikuasainya disamping faktor-faktor lain yang mempengaruhinya seperti latar belakang kebahasaan (bahasa ibu), sosial ekonomi, kemampuan tingkat kecerdasan, serta gaya belajar.
Dalam kegiatan bercerita di TK salah satunya anak dituntut untuk dapat mengungkapkan isi cerita yang diceritakan oleh guru. Biasanya kata-kata yang hams diungkapkan adalah merupakan kata-kata yang terdapat dalam suatu cerita yang telah diceritakan terlebih dahulu. Agar anak dapat menjawab dengan tepat, maka anak perlu memiliki perbendaharaan kata yang kaya pula. Namun, pada kenyataannya banyak anak yang tidak dapat menunjukkannya. Kurangnya perbendaharaan, dalam menjawab pertanyaan guru merupakan masalah bagi anak dalam mengungkapkan gagasan ketika anak ditanya kembali apa isi cerita. Akhirnya anak sering membuat kesalahan-kesalahan, yang membuat guru merasa putus asa. Burhan (1971 : 11) mengatakan bahwa kegagalan itu bersumber pada guru, metode dan media pengajarannya.
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman peneliti di TK X, diketahui bahwa guru lebih aktif dari pada anak terutama setiap kali anak dihadapkan pada masalah kosakata. Sebagian besar guru TK di lapangan menggunakan kosakata yang digunakan hanya dalam bentuk lisan dengan menggunakan metode ceramah. Selain hal tersebut guru justru jarang sekali menggunakan media yang menarik dan menyenangkan bagi anak. Hal ini dirasakan menghambat kegiatan pembelajaran bahasa dalam meningkatkan penguasaan kosakata anak didik.
Melalui stimulus yang diberikan dengan menggunakan gambar fotografi ini, diharapkan kemampuan kosakata anak meningkat dan mampu memberikan suasana yang menyenangkan di dalam pembelajaran bahasa di TK X. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini di fokuskan pada "UPAYA MENINGKATKAN KOSAKATA ANAK KELOMPOK A DI TK X MELALUI PENGGUNAAN MEDIA FOTO".

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah "bagaimana upaya meningkatkan kosakata anak TK melalui penggunaan media foto ?". Secara rinci, rumusan masalah ini di tuangkan ke dalam pertanyaan sebagai berikut.
1. Bagaimana kondisi objektif pengembangan kosakata anak kelompok A di TK X ?
2. Bagaimana implementasi penggunaan media foto dalam meningkatkan kosakata anak kelompok A di TK X ?
3. Bagaimana perkembangan kosakata anak kelompok A di TK X setelah pembelajaran menggunakan media foto ?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kosakata anak kelompok A di X melalui penggunaan media foto.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 
a. Memperoleh informasi tentang kondisi objektif pengembangan kosakata anak kelompok A di TK X
b. Mengetahui implementasi penggunaan media foto dalam meningkatkan kosakata anak kelompok A di TK X.
c. Mengetahui perkembangan kosakata anak kelompok A di TK X setelah pembelajaran menggunakan media foto.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini di harapkan dapat menambah khazanah konseptual mengenai penggunaan media foto untuk meningkatkan penguasaan kosakata pada anak usia TK.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat untuk PG-PAUD/TK
Hasil penelitian ini di harapkan dapat di jadikan salah satu rujukan kerangka kerja (framework) konseptual dan praktis oleh para akademisi dan pakar dalam pengembangan kebijakan Program Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD).
b. Manfaat untuk Guru PAUD/TK
Hasil penelitian ini di harapkan dapat di jadikan salah satu rujukan kerangka kerja (framework) konseptual dan praktis oleh para praktisi dan pelaksanaan Pendidikan Anak TK di lapangan dalam mempertimbangkan, memanfaatkan, dan mengembangkan media foto untuk meningkatkan kosakata anak usia TK.
c. Manfaat untuk Peneliti dan manfaat untuk penelitian selanjutnya
Penelitian ini memberikan pengalaman dan insight pribadi yang sangat mendalam dalam mengembangkan strategi dan media pembelajaran untuk meningkatkan kosakata anak usia TK, khususnya di TK X. Selain itu, di peroleh seperangkat implikasi untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Berkenaan dengan penggunaan media dalam pembelajaran bahasa untuk meningkatkan kosakata anak usia TK. 

E. Definisi Operasional
1. Definisi kosakata anak usia TK
Dalam Webster's Third New Internasional Dictionary (1981) dinyatakan bahwa "vocabulary is the total number of words in a language. It is also a collection of word a person knows and uses in speaking and writing". Kosakata atau perbendaharaan kata adalah jumlah seluruh kata dalam suatu bahasa. Kosakata juga dapat dimaknai sebagai kemampuan kata-kata yang diketahui dan digunakan seseorang dalam berbicara dan menulis.
Menurut Keraf (1985 : 69) kosakata atau perbendaharaan kata adalah daftar kata-kata yang segera kita ketahui artinya, bila kita mendengar kembali walaupun jarang atau tidak pernah digunakan dalam percakapan atau tulisan kita sendiri.
Sementara itu, Richards (1985 : 307) mendefinisikan kosakata sebagai "a set lexeme including single word, compound word and idiom". Dari pendapat ini, diketahui bahwa kosakata adalah sekumpulan kata, termasuk kata tunggal, kata majemuk, dan idiom.
Berdasarkan definisi tersebut, kosakata dalam penelitian ini didefinisikan sebagai sekumpulan kata yang dimiliki dan digunakan oleh anak usia TK untuk berkomunikasi dalam kehidupannya sehari-hari menyangkut kata abstrak, kata kongkret, kata umum, kata khusus, kata popular, kata sinonim, kata antonim, kata teknis atau istilah, kata tunggal, kata jamak, maupun kata idiom. 
2. Definisi Media Foto
Hamalik (1994 : 95) mendefinisikan media foto sebagai segala sesuatu yang diwujudkan secara visual ke dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan maupun pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, filmstrip, buku cerita berbentuk gambar.
Sementara itu, Raharjo (2007) menyatakan bahwa media dalam arti yang terbatas, yaitu sebagai alat bantu pembelajaran. Hal ini berarti media sebagai alat bantu yang digunakan guru untuk : (a) memotivasi belajar peserta didik; (b) memperjelas informasi/pesan pengajaran; (c) memberikan tekanan pada bagian-bagian yang penting; (d) memberi variasi pengajaran; dan (e) memperjelas struktur pengajaran.
Berdasarkan definisi tersebut, media foto dalam penelitian ini adalah foto yang dijadikan sebagai media alat bantu yang digunakan guru dalam proses pembelajaran pengembangan kemampuan kosakata anak TK.