Search This Blog

Showing posts with label video pembelajaran. Show all posts
Showing posts with label video pembelajaran. Show all posts
SKRIPSI PTK PENINGKATAN KETRAMPILAN MEMBACA PUISI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN VIDEO PEMBELAJARAN

SKRIPSI PTK PENINGKATAN KETRAMPILAN MEMBACA PUISI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN VIDEO PEMBELAJARAN

(KODE : PTK-0587) : SKRIPSI PTK PENINGKATAN KETRAMPILAN MEMBACA PUISI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN VIDEO PEMBELAJARAN


BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Berdasarkan KTSP 2006 mata pelajaran di SD meliputi 9 mata pelajaran yaitu : Pendidikan Agama, PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, SBK, Penjaskes dan Mulok. Sembilan mata pelajaran tersebut merupakan satu kesatuan program yang berkaitan dan saling mendukung untuk mencapai tujuan institusi di SD. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan dan kemajuan peserta didik. Di samping sebagai bahasa persatuan, bahasa Indonesia juga sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yaitu (1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis; (2) menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara; (3) memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; (4) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial; (5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; dan (6) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan tersebut salah satunya dapat melalui pembelajaran apresiasi sastra.
Santosa (2008 : 8.8) mengemukakan fungsi pembelajaran sastra kepada anak yaitu sebagai pendidikan dan hiburan. Fungsi pendidikan pada sastra yaitu memberikan banyak informasi tentang suatu hal, memberi banyak pengetahuan, memberi kreativitas atau keterampilan anak, dan juga memberi pendidikan moral pada anak. Sedangkan fungsi hiburan pada sastra yaitu memberi kesenangan, kenikmatan, dan kepuasan pada diri anak.
Santosa (2008 : 8.33) juga mengemukakan ada lima manfaat yang dapat diperoleh ketika mengapresiasi sastra, yaitu : (1) estetis, artinya ada keindahan yang melekat pada sastra; (2) pendidikan, yaitu memberi berbagai informasi tentang proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan latihan; (3) kepekaan batin atau sosial, yaitu dalam mengapresiasi sastra akan selalu mengasah batin agar mudah tersentuh oleh hal - hal yang bersifat batiniah ataupun sosial; (4) menambah wawasan, artinya memberi tambahan informasi, pengetahuan, pengalaman hidup, dan pandangan - pandangan tentang kehidupan; (5) pengembangan kejiwaan atau kepribadian yaitu mampu menghaluskan budi pekerti seorang apresiator.
Pembelajaran membaca puisi adalah bagian dari pembelajaran apresiasi sastra. Sedangkan puisi adalah ungkapan gagasan, perasaan, pengalaman, pemikiran, dan pandangan hidup penulisnya (Mulyono, 2002 : 1). Pembelajaran puisi belum dilaksanakan secara maksimal, karena sebenarnya pembelajaran puisi merupakan kegiatan pementasan karya seni yang memerlukan kemampuan khusus. Membaca puisi adalah membaca indah, keindahan membaca puisi dapat dicapai melalui penguasaan vokal, penghayatan, dan penampilan.
Proses belajar mengajar di SD X, khususnya pada siswa kelas V dalam pembelajaran membaca puisi belum mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Ada beberapa hal yang menyebabkan permasalahan itu muncul, antara lain siswa tidak berani tampil dan membaca dengan baik. Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor psikologis, yaitu merasa asing, merasa malu, merasa takut dan kurang percaya diri. Kegagalan pembelajaran membaca puisi pada siswa kelas V SD X ini dapat dilihat pada daftar nilai membaca puisi siswa. Hasil belajar keterampilan membaca puisi siswa kelas V pada semester I dari keempat aspek penilaian yaitu lafal, intonasi, jeda, dan ekspresi masih rendah. Pada aspek lafal nilai maksimal adalah 15, dari 40 siswa hanya 3 siswa yang mendapat nilai 15. Kemudian pada aspek intonasi nilai maksimal adalah 40, nilai tertinggi yang dicapai siswa yaitu 28. Pada aspek jeda dengan nilai maksimal 35, siswa baru memperoleh nilai tertinggi 30. Sedangkan pada aspek ekspresi nilai maksimal 10, siswa baru mendapat nilai tertinggi yaitu 7, dengan perolehan nilai rata -rata setiap siswa yaitu 63,15. Dari jumlah 40 siswa, hanya 10 siswa yang mendapat nilai 65 bahkan lebih, dan 30 siswa lainnya mendapat nilai kurang dari 65. Hasil tersebut belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 75% siswa mendapatkan nilai kurang dari 65 dan dinyatakan belum tuntas sedangkan 25% siswa lainnya mendapat nilai 65 lebih dan dinyatakan tuntas. Sebagai gambaran, antara lain; mereka membaca sambil tertawa sendiri karena merasa lucu dan aneh, siswa yang berani tampil secara sukarela tidak ada, seandainya ada yang berani tampil karena terpaksa, akan membaca jauh dari norma membaca puisi yang baik dan suasana kelas sama sekali tidak mendukung.
Untuk meningkatkan aktivitas siswa agar menyukai dan lebih terampil dalam membaca puisi yaitu dapat ditempuh dengan langkah-langkah, seperti mengajak siswa berdiskusi tentang puisi yang akan dibacakan, siswa bisa melihat langsung cara membaca puisi yang baik misalnya dengan menggunakan media dalam proses pembelajaran dan dilengkapi pemodelan baik oleh guru ataupun siswa.
Sugandi (2004 : 30), mengatakan bahwa media pembelajaran adalah alat atau wahana yang digunakan guru dalam proses pembelajaran untuk membantu menyampaikan pesan pembelajaran. Siddiq (2008 : 2.17), mengklasifikasikan media pembelajaran ke dalam beberapa bentuk, antara lain : media grafis, media audio, media audio visual, media proyeksi diam, media proyeksi gerak, media cetak, dan media nyata. Melihat permasalahan tentang kesulitan pembelajaran membaca puisi siswa kelas V SD X di atas, maka peneliti memilih video pembelajaran sebagai alat untuk mengatasi kesulitan dalam pembelajaran membaca puisi siswa kelas V tersebut. Video pembelajaran merupakan salah satu contoh dari media audio visual. Dengan penggunaan video pembelajaran, penulis berharap dapat meningkatkan keterampilan membaca puisi siswa kelas V SD X dengan perolehan nilai yang lebih baik.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis mencoba untuk menerapkan penggunaan video pembelajaran dalam pembelajaran membaca puisi, untuk itu penulis mengambil judul "PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI SISWA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN VIDEO PEMBELAJARAN".
SKRIPSI PTK EFEKTIVITAS PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL VIDEO PEMBELAJARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SEJARAH

SKRIPSI PTK EFEKTIVITAS PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL VIDEO PEMBELAJARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SEJARAH

(KODE : PTK-0157) : SKRIPSI PTK EFEKTIVITAS PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL VIDEO PEMBELAJARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SEJARAH (IPS SEJARAH KELAS VIII)



BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan bangsa merupakan salah satu cita-cita luhur dari perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Maka untuk mewujudkan cita-cita tersebut pendidikan menempati urutan pertama yang mendapatkan perhatian khusus, karena maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh berhasil atau tidaknya bangsa itu dalam mendidik seluruh generasi mudanya.
Mengutip Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3, bahwa pendidikan nasional memiliki fungsi sebagai berikut : 
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan diperlukan kurikulum yang sesuai dengan keadaan, kebutuhan lingkungan, dan dapat mengantisipasi keadaan yang akan datang. Kurikulum diartikan sebagai program mengenai sejumlah pengalaman yang ditaati melalui kegiatan pembelajaran. Kualitas proses pembelajaran sangat bergantung pada tiga unsur, yaitu : kurikulum, guru dan siswa. Walaupun kurikulum tersebut saling bergantung dan menentukan, namun unsur guru paling menentukan diantara ketiganya.
Guru memegang peranan yang penting di dalam proses pendidikan salah satu kode etik yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional adalah ia harus mampu menggunakan alat atau media pembelajaran. Dan dalam kegiatan belajar mengajar dikenal adanya motivasi belajar yang diterapkan dalam kegiatan belajar I Motivasi belajar memegang peranan sangat penting dalam hal memberikan gairah/semangat dan rasa senang dalam belajar, sehingga mempunyai motivasi tinggi mempunyai tenaga yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Dimana menurut Hamzah B. Uno "motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya".
Faktor lain yang tak kalah penting yakni hasil belajar, dimana hasil belajar merupakan salah satu alat tolak ukur sejauh mana tingkat pemahaman siswa dalam memahami suatu materi. Tidak dapat dipungkiri lagi dalam setiap proses pembelajaran terjadi hambatan dalam proses pembelajaran terutama pada mata pelajaran sejarah. Faktor yang menjadi penghambat proses pembelajaran sejarah diantaranya yakni motivasi belajar siswa rendah karena adanya anggapan siswa bahwa mata pelajaran sejarah adalah mata pelajaran yang cenderung membosankan karena berisi tentang materi saja, media yang digunakan kurang bervariasi sehingga siswa kurang tertarik terhadap mata pelajaran sejarah, terkadang guru kurang memvariasikan metode ataupun penggunaan media dalam proses pembelajaran, rendahnya hasil belajar siswa. Terkadang siswa malas-malasan dalam belajar, dan siswa mengantuk saat pelajaran sejarah dimulai.
Hal tersebut merupakan masalah yang terjadi di SMP X dimana motivasi siswa rendah terhadap mata pelajaran sejarah, tentu saja hal tersebut berpengaruh pada rendahnya nilai siswa pada mata pelajaran sejarah.
Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut salah satunya adalah dengan menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan. Agar pendidikan tidak tertinggal perlu adanya penyesuaian-penyesuaian terutama yang berkaitan dengan faktor-j faktor pengajaran di sekolah. Salah satu faktor tersebut adalah media pembelajaran yang perlu dipelajari dan dikuasai oleh guru, sehingga mereka dapat menyampaikan materi pelajaran kepada siswa secara baik berdaya guna dan berhasil.
Untuk itu media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri keberadaannya. Keberadaan media sangat membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dad bahan pelajaran yang akan disampaikan oleh guru kepada peserta didik. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dipahami oleh setiap peserta didik terutama bahan pelajaran yang sangat kompleks dan rumit.
Media memiliki peranan penting di dalam tercapainya proses pembelajaran. Dunia sekarang boleh dikatakan sebagai dunia yang hidup dengan menggunakan media. Kegiatan pembelajaran sekarang bergerak maju seiring kemajuan teknologi, sehingga secara tidak langsung membawa dampak yang baik bagi kemajuan dalam hal penyampaian materi. Yang pada awalnya materi disampaikan dengan menggunakan ceramah saat ini dunia pembelajaran bergerak maju dan banyak menggunakan media.
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dad sumber pesan melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan. Adakalanya penerima pesan (siswa) benar dalam menafsirkan pesan yang disampaikan oleh guru, tetapi adakalanya mereka salah dalam menafsirkannya. Ada beberapa faktor yang menjadi penghambat atau penghalang proses komunikasi, di antaranya hambatan psikologis, hambatan kultural, dan hambatan lingkungan.
Media pendidikan sebagai salah-satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan dapat membantu mengatasi hal tersebut. Nurbayati dalam skripsinya menyatakan bahwa "media audio visual dapat memudahkan belajar, menarik perhatian siswa, membangkitkan motivasi dan mampu memberikan stimulus".
Dan seiring dengan berkembangnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), mengharuskan dunia pendidikan untuk menerapkan pembelajaran berbasis komputer. Guru harus dapat menciptakan suatu pembelajaran yang berpotensi menciptakan suasana belajar mandiri, serta membawa kelas bagaikan magnet yang mampu memikat dan menarik siswa untuk belajar dalam suasana yang menyenangkan, salah satunya dengan memanfaatkan video pembelajaran.
Pemanfaatan multimedia berbasis komputer dalam pembelajaran, selain dapat digunakan media presentasi dan CD multimedia interaktif, ia juga dapat dimanfaatkan untuk memutar video pembelajaran. Video pembelajaran yang bersifat interaktif tutorial membimbing peserta didik untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi.
Penggunaan media juga harus sesuai dengan pedoman kurikulum yang ada. Media pembelajaran yang digunakan pun jangan terlalu banyak dan berlebihan karena bila belebihan dapat membingungkan siswa dan tidak memperjelas konsep yang diajarkan.
Upaya guru dalam proses belajar mengajar juga berpengaruh terhadap motivasi belajar. Guru yang tinggi gairahnya untuk mengajar menjadikan siswa lebih bergairah dalam belajar. Guru yang bersungguh-sungguh menyampaikan materi menjadikan tingginya motivasi siswa dalam belajar dan tentunya berpengaruh pada meningkatnya hasil belajar siswa.
Berangkat dari permasalahan diatas, mendorong penulis untuk meneliti "EFEKTIVITAS PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL VIDEO PEMBELAJARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH".

B. Identifikasi Area Dan Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut : 
1. Motivasi belajar siswa pembelajaran sejarah.
2. Hasil belajar siswa rendah dalam pembelajaran sejarah.
3. Media yang digunakan kurang menarik perhatian siswa.
4. Guru menggunakan metode pembelajaran yang monoton.
5. Materi pembelajaran yang cenderung membosankan di mata siswa.

C. Pembatasan Penelitian
Karena terlalu luasnya masalah yang teridentifikasi dan untuk memberi arah yang jelas dalam proses penelitian, maka dalam hal ini perlu diadakan pembatasan masalah. Adapun batasan-batasan masalah tersebut adalah : 
1. Motivasi belajar siswa rendah dalam pembelajaran sejarah.
2. Hasil belajar siswa rendah dalam pembelajaran sejarah.
Dalam penelitian ini media pembelajaran yang digunakan adalah media audio visual video pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah.

D. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas berikut ini dirumuskan permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian : 
1. Bagaimanakah efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran terhadap peningkatan motivasi belajar siswa pada pembelajaran sejarah ?
2. Bagaimanakah efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah ?

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang pemanfaatan media audio visual video pembelajaran. Secara rinci tujuan dibagi menjadi beberapa poin sebagai berikut : 
1. Untuk memperoleh gambaran tentang efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dalam upaya peningkatan motivasi belajar siswa pada pembelajaran sejarah.
2. Untuk memperoleh gambaran tentang efektivitas pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini memperkuat teori-teori tentang pembelajaran aktif (active learning), pemanfaatan media pembelajaran terutama pada pembelajaran sejarah.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah : 
a. Bagi peneliti, menerapkan ilmu pendidikan yang selama ini didapat pada perkuliahan.
b. Bagi guru, dapat memberikan masukan yang berarti sebagai bahan kajian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
c. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, riset ini mendukung teori media, motivasi dan hasil belajar sehingga dapat menjadi landasan untuk melakukan riset.
d. Bagi peserta didik, memberikan pengalaman belajar yang bermakna sehingga mempermudah peserta didik untuk membangun dan menemukan konsep-konsep dalam pembelajaran.